Agama dan Realitasnya


Agama adalah sesuatu yang saklar bagi setiap insan manusia, lewat agama manusia mengenal sebuah dimensi lain dalam hidupnya. agama pula yang menjadikan manusia benar-benar hidup, tak hanya seonggok daging yang dapat berjalan, bicara, dan punya nama. tapi lebih dari itu, agama telah menjadikan manusia lebih dari segalannya,mengajarkan menusia tuk memaknai dan mewarnai dunia lewat hati.
banyak agama yang ada di dunia ini, namun semua memiliki tujuan yang sama, yakni mengajak pada sebuah kebaikan. tak ada satupun agama yang mengajarkan manusia untuk menjadi orang buruk, merusak diri mereka sendiri ataupun berusaha menghancurkan dunia. karena pada hakikatnya agama bertujuan untuk menuntun manusia dalam jalan kebenaran,sera sebagai pedoman dan petunjuk hidup.
tapi alangkah mirisnya, ketika agama hanya dijadikan sebuah simbol, sebuah tulisan dalam sebuah kartu tanda penduduk ataupun sejenisnya yang menunjukan bahwa mereka bukan orang-orang atheisme. mereka mengaku beragama, tapi mereka tak tahu apa hakikat dari agama itu, bahkan ajaran dan tuntunan agama pun tak satupun yang mereka lakukan.
banyak orang yang berbicara tentang agama, menyerukan untuk melakukan semua perintah agama, mengajak berbuat kebaikan. tapi mereka sendiri enggan untuk berbuat apalagi menaati agama.
bahkan pada tataran realitas, betapa banyak orang yang pintar berbicara agama, tapi perilaku mereka sama sekali tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. betapa banyak orang yang canggih dan lincah dalam menghubungkan sains dan agama, namun moralitas hidup mereka bahkan jauh dari ilmu Tuhan. betapa banyak orang yang menghafal ribuan ayat Al-qur'an, tapi etika individual maupun sosialnya tak seindah yang dihafalkan. bahkan betapa banyak pula orang yang tampak khusyuk beribadah, tetapi sama sekali tak berbekas sifat kelembutan cinta Tuhan pada dirinya.
mungkin semua itu merupakan sebuah pertanda akan datangnya hari akhir, hari dimana telah ditutup segala pintu ampunan, hari dimana manusia lupa akan kodratnya sendiri, manusia yang hanya dapat menyesal dan merati dirinya.
sekarang sudah waktunya, bagi kita yang merasa beragama untuk kembali pada tuntunan agama kita,mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, mensucikan hati serta pikiran kita, serta berpasrah akan kuasa-Nya.
salam Ukhuwah untuk semua umat beragama.
0 Responses